5.
Organisasi Laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi
struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan personalia yang
mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi organisasi di dalam
laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Kepala Laboratorium bertanggung jawab terhadap semua kegiatan
yang dilakukan dan juga bertanggung jawab terhadap seluruh peralatan yang ada. Para
anggota laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium juga harus
sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan padanya. Untuk
mengantisipasi dan menangani kerusakan peralatan diperlukan teknisi yang memadai.
7. Fasilitas
Pendanaan
Ketersediaan
dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa adanya dana yang cukup,
kegiatan laboratorium akan berjalan tersendat-sendat, bahkan mungkin tidak
dapat beroperasi dengan baik. Dana dapat diperoleh dari, antara lain:
a. SPP
b.Anggaran rutin/DIP
c. Institusi lain, misalnya kerjasama dalam
bidang penelitian atau pengembangan bidang lainnya
d.
Dana dari badan-badan Internasional, misalnya JICA, ADB loan projects,
dsb
e.
Dana Operasional melalui Hibah kompetisi A1; A2; A3 atau B
a. Dana-dana lainnya, yang bersumber dari
luar Universitas/Institut
Kegigihan pimpinan institusi memperjuangkan
ketersediaan dana sangatlah penting, namun yang tidak kalah pentingnya ialah kemampuan
untuk mengusahakan dana sendiri, misalnya: melalui kegiatan penelitian, kegiatan tugas
akhir/thesis mahasiswa, kegiatan layanan masyarakat, dan sebagainya. Jika
anggaran rutin tidak ada, maka kegiatan operasional laboratorium tidak akan
tercapai dengan baik.
8. Disiplin Yang Tinggi
Pengelola
laboratorium harus menerapkan disiplin yang tinggi pada seluruh pengguna laboratorium
(mahasiswa, asisten, laboran/teknisi) agar terwujud efisiensi kerja yang tinggi.
Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh pola kebiasaan dan perilaku dari
manusia itu sendiri. Oleh sebab itu setiap pengguna laboratorium harus
menyadari tugas, wewenang dan fungsinya. Sesama pengguna laboratorium harus ada
kerjasama yang baik, sehingga setiap kesulitan dapat dipecahkan/diselesaikan
bersama.
9. Keterampilan
Pengelola
laboratorium harus meningkatkan keterampilan semua tenaga laboran/teknisi.
Peningkatan keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti
pendidikan keterampilan khusus, pelatihan (workshop)
maupun magang di tempat lain. Peningkatan keterampilan juga dapat dilakukan
melalui bimbingan dari staf dosen, baik di dalam laboratorium maupun antar
laboratorium.
10. Peraturan Umum
Beberapa
peraturan umum untuk menjamin kelancaran jalannya pekerjaan di laboratorium, dirangkum
sebagai berikut:
a. Dilarang makan/minum di dalam laboratorium
b. Dilarang merokok, karena mengandung
potensi bahaya seperti:
(1)
Kontaminasi melalui tangan
(2)
Ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar
(3)
Uap/gas beracun, akan terhisap melalui pernafasan
c.
Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya
kontaminasi
d. Jangan panik menghadapi bahaya kebakaran,
gempa, dan sebagainya.
e. Dilarang mencoba peralatan laboratorium tanpa
diketahui cara penggunaannya. Sebaiknya tanyakan pada orang yang kompeten.
f. Diharuskan menulis label yang lengkap,
terutama pada bahan-bahan kimia.
g. Dilarang
mengisap/menyedot dengan mulut segala bentuk pipet. Semua alat pipet
harus menggunakan bola karet pengisap (pipet
- pump).
h.
Diharuskan memakai baju laboratorium, dan juga sarung
tangan dan gogles, terutama sewaktu
menuang bahan-bahan kimia yang berbahaya.
i. Beberapa peraturan lainnya yang spesifik, terutama
dalam pemakaian sinar X, sinar Laser, alat-alat sinar UV, Atomic Absorption, Flamephoto-meter,
Bacteriological Glove Box with UV light,
dan sebagainya, harus benar-benar dipatuhi. Semua peraturan tersebut di atas ditujukan untuk keselamatan kerja di
laboratorium.
11. Penanganan
Masalah Umum
a.
Mencampur zat-zat kimia
Jangan
campur zat kimia tanpa mengetahui sifat reaksinya. Jika belum tahu segera tanyakan
pada orang yang kompeten.
b.
Zat-zat baru atau kurang diketahui
Demi keamanan laboratorium, berkonsultasilah sebelum
menggunakan zat-zat kimia baru atau yang kurang diketahui. Semua zat-zat kimia dapat menimbulkan resiko
yang tidak dikehendaki.
c.
Membuang material-material yang berbahaya
Sebelum
membuang material-material yang berbahaya harus diketahui resiko yang mungkin
terjadi. Karena itu
pastikan bahwa cara membuangnya tidak menimbulkan bahaya. Jika tidak
tahu tanyakan pada orang yang kompeten. Demikian juga terhadap air buangan dari
laboratorium. Sebaiknya harus ada bak
penampung khusus, jangan dibuang begitu saja karena air buangan mengandung
bahan berbahaya yang menimbulkan pencemaran.
Air buangan harus di”treatment”,
antara lain dengan cara netralisasi sebelum dibuang ke lingkungan.
d.
Tumpahan
Tumpahan
asam diencerkan dahulu dengan air dan dinetralkan dengan CaC03 atau
soda abu, dan untuk basa dengan air dan dinetralisir dengan asam encer. Setelah
itu dipel dan pastikan kain pel bebas dari asam atau alkali. Tumpahan minyak, harus ditaburi dengan pasir,
kemudian disapu dan dimasukkan dalam tong yang terbuat dari logam dan ditutup
rapat.
Catatan:
|
Penanganan
terhadap lain-lain masalah yang belum diketahui, sebaiknya berkonsultasi
kepada ahlinya, sebelum mengambil tindakan. lngat keselamatan lebih diutamakan dari yang
lainnya.
|
12.
Jenis Pekerjaan
Berbagai pekerjaan laboratorium seperti
praktek, penelitian, dan layanan umum, harus didiskusikan sebelumnya dengan
Kepala Laboratorium. Setelah itu dilanjutkan
dengan cara pelaksanaannya. Pemahaman jenis pekerjaan di laboratorium
diperlukan untuk:
- Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan-bahan kimia, air, listrik, gas dan alat-alat laboratorium.
- Meningkatkan efisiensi biaya (operasional cost).
- Meningkatkan efisiensi tenaga dan waktu, baik dari pengguna maupun pengelola laboratorium
- Meningkatkan kualitas dan ketrampilan pengelola laboratorium dan laboran.
- Baik pengelola laboratorium dan laboran/teknisi harus dapat bekerja sama dengan baik sebagai satu Team-Work. ”Bekerja dengan satu team, jauh lebih baik dari pada bekerja secara sendiri/mandiri”
- Meningkatkan pendapatan (income) dari laboratorium yang bersangkutan.
IV. KESIMPULAN
Agar semua
kegiatan yang dilakukan di dalam laboratorium dapat berjalan dengan lancar, dibutuhkan
sistem pengelolaan operasional laboratorium yang baik dan sesuai dengan situasi
kondisi setempat. Untuk mencapai hal tersebut,
beberapa hal yang telah dijelaskan di atas, perlu diperhatikan.
Peran
Kepala Laboratorium sangat penting dalam menerapkan proses manajemen
pengelolaan laboratorium, termasuk dukungan keterampilan dari segala elemen
yang ada di dalamnya.
Sumber
: Bahan Materi Pelatihan Manajemen Laboratorium, 2005.
No comments:
Post a Comment