Di
dalam kegiatan praktikum biologi tidak hanya digunakan bahan biologis (bahan
yang berasal dari makhluk hidup) tetapi juga digunakan berbagai bahan kimia.
Bahan kimia tersebut digunakan sebagai pereaksi, baik pereaksi khusus maupun
pereaksi umum. Oleh karena itu guru biologi perlu memiliki pengetahuan tentang
bahan-bahan kimia, khususnya yang sering digunakan di dalam praktikum.
Pengetahuan tentang bahan kimia yang dimiliki diantaranya dimaksudkan agar guru
biologi mampu menangani bahan kimia secara baik. Dengan demikian kegiatan
praktikum akan berjalan lancar dan kecelakaan karena ketidaktahuan dapat
dihindarkan.
A. Sifat-sifat bahan kimia
Berdasarkan sifat kimianya
bahan-bahan kimia digolongkan menjadi bahan kimia mudah terbakar, bahan
pengoksidasi, bahan mudah meledak, bahan radioaktif, bahan korosif dan penyebab
korosi, serta bahan beracun (toksik).
1. Bahan Mudah
Terbakar
Bahan mudah terbakar dapat berwujud
gas, cairan yang mudah menguap, atau bahan padat yang dalam bentuk debu dapat
meledak (terbakar) jika tercampur atau terdispersi dengan udara.
Cairan yang mudah terbakar memiliki
sifat-sifat:
a.
Mudah menguap atau volatile
b.
Uap cairan dapat terbakar (menimbulkan api) dalam
kondisi normal.
c.
Uap cairan lebih mudah menimbulkan api atau ledakan
jika dibandingkan cairannya.
d.
Kecepatan
penguapan bervariasi dari satu cairan ke cairan lainnya sebanding dengan naiknya suhu.
e. Uap dari cairan yang mudah terbakar tidak dapat
dilihat sehingga sulit untuk mendeteksinya kecuali digunakan indikator gas yang
mudah terbakar.
f.
Sebagian besar uap lebih berat daripada udara sehingga
cenderung ada di permukaan lantai.
g.
Uap cairan yang mudah terbakar mudah berdifusi
sehingga seluruh ruangan menjadi berbahaya.
Kebakaran dapat terjadi karena
berbagai hal. Sumber-sumber yang dapat menyebabkan timbulnya perapian/kebakaran
diantaranya: nyala api, permukaan panas, hubungan pendek (korsluiting) listrik,
muatan listrik statis, puntung rokok menyala, korek api dan sumber lainnya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menangani bahan-bahan kimia yang mudah terbakar, agar keselamatan dan keamanan
tetap terjaga, yaitu:
a. Bahan tidak boleh dipanaskan secara langsung atau
disimpan pada permukaan panas. Gunakan penangas uap atau penangas air.
b.
Simpan bahan di tempat yang ventilasinya baik.
c. Di laboratorium, sediakan dalam jumlah yang minimum.
Pelarut yang tidak digunakan lagi dikembalikan ke botol pelarut.
d.
Sediakan alat pemadam kebakaran. Bila terjadi
kebakaran dengan api kecil gunakan kain basah atau pasir, tapi bila api besar
gunakan alat pemadam.
e. Pada saat memanaskan jangan mengisi gelas kimia dengan
cairan mudah terbakar melebihi 1/2 kapasitasnya. Gunakan batu didih guna
menghindarkan ledakan/letupan.
f.
Jangan membuang cairan yang mudah terbakar ke dalam
bak cuci.
g.
Jangan menyimpan cairan mudah terbakar dekat dengan
bahan pengoksidasi atau bahan korosif.
h.
Botol penyimpanan bahan mudah terbakar jangan diisi
sampai penuh, sediakan 1/8 isinya untuk udara. Gunakan botol yang tidak mudah terbakar dan jauhkan
dari sumber perapian.
i. Bahan padat mudah terbakar simpan di tempat sejuk,
jauhkan dari sumber panas, bahan lembab dan air, bahan pengoksidasi atau asam.
j.
Kontrol semua bahan secara periodik.
Bahan-bahan kimia mudah terbakar
dapat berupa:
a. Pelarut dan pereaksi organik seperti Asetaldehid, Asam
Asetat, Aseton, Benzen, Karbondisulfida, Etil Alkohol, Eter, Etil Asetat, Etil
Alkohol, Petroleum Eter, Isopropil Alkohol, Toluen, Xylen.
b.
Bahan anorganik seperti:
1.
Bila terjadi kebakaran terhadap logam Al, Mg, Zn dalam
keadaan murni jangan gunakan pemadam berisi air tapi gunakanlah serbuk pemadam.
2. Fosfor kuning, akan terbakar bila berhubungan dengan
udara. Simpan di dalam air dan kontrol selalu permukaan airnya karena permukaan air akan menurun akibat
penguapan.
3. Logam K dan Na akan terbakar jika kontak dengan air. Simpan di dalam
minyak parafin. Kontrol permukaan minyak parafin tersebut.
c.
Gas seperti Asetilen, Metana, Hidrogen,
Karbonmonoksida, dan Butana.
2. Bahan
Pengoksidasi
Bahan-bahan ini dapat menimbulkan
reaksi eksotermis yang sangat tinggi jika kontak langsung dengan bahan lain,
khususnya dengan bahan mudah terbakar. Ada dua kelompok bahan pengoksidasi
yaitu anorganik dan organik. Bahan pengoksidasi anorganik hanya menimbulkan
bahaya api/kebakaran. Akan tetapi karena kemampuannya bergabung dengan oksigen
dan juga tidak tahan panas, maka bahan-bahan tersebut bahayanya semakin tinggi
pada suhu tinggi. Reaksi yang dahsyat dapat terjadi jika bahan
dicampurkan/terkontaminasi oleh bahan yang mudah terbakar seperti kayu, kertas,
serbuk logam dan belerang. Dalam kondisi biasa campuran ini harus disimpan pada
lemari/rak yang tidak mudah terbakar (besi, tembok). Simpan pada wadah aslinya
jangan sampai terkontaminasi. Simpan dalam jumlah minimum.
Bahan organik pengoksidasi sering
menimbulkan ledakan dahsyat, terutama peroksida. Untuk laboratorium SMU/SLTP
sebaiknya tidak usah disediakan bahan seperti misalnya: Chlorat, Perchlorat,
Bromat, Peroksida, Asam Nitrat, Kalium Nitrat, Kalium Permanganat, Bromin,
Khlorin, Fluorin dan Iodin yang mudah bereaksi dengan Oksigen (dalam kondisi tertentu) sehingga dikelompokkan
menjadi bahan pengoksidasi.
3. Bahan Mudah
Meledak
Peroksida dalam keadaan murni sering
menimbulkan ledakan, tetapi karena bahan ini umumnya tidak tersedia kecuali
dicampurkan dengan bahan inert/netral dalam persentase kecil maka sering
dianggap mudah terbakar.
Asam perchlorat (HCLO4)
berbahaya karena menimbulkan ledakan jika kontak dengan bahan organik. Asam
perchlorat tidak boleh digunakan di atas meja kayu. Botol harus dari gelas dan
jika tercemar harus segera dibuang.
Hal-hal yang dapat menyebabkan
ledakan adalah:
a.
Karena adanya pelarut mudah terbakar. Cairan mudah
menguap dan mudah terbakar, jika dicampur dengan udara dengan proporsi yang
besar dapat menimbulkan ledakan. Botol yang tidak terisi penuh lebih mudah
terbakar dan lebih berbahaya jika dibandingkan dengan diisi penuh, sebab terjadi percampuran dengan uap dan udara.
Oleh karena itu pada penyimpanan botol
berisi bahan mudah meledak sisakan ruang berisi udara sedikit saja (1/8-nya).
b.
Karena ada udara cair. Udara dapat meledak jika
dicampur dengan unsur-unsur pereduksi dan hidrokarbon.
c. Karena ada debu. Debu padat dari bahan mudah terbakar
bercampur dengan udara dapat menimbulkan ledakan dahsyat.
d.
Karena ada gas-gas.
e.
Karena ada peroksida.
Ledakan yang mungkin ditimbulkan
oleh bahan-bahan mudah meledak ini dapat dicegah dengan cara:
a.
Biasakan melakukan eksperimen di tempat terbuka atau
di dalam lemari uap
b.
Jika ragu tentang sifat kimia bahan, gunakanlah dalam
jumlah yang sedikit dan lakukan percobaan
di atas penangas air.
c.
Gunakan alat-alat yang layak (sesuai) seperti gelas
tebal yang stabil oleh tekanan.
Selain
hal di atas untuk keamanan maka lakukan pengamatan dari belakang layar pengaman
atau gunakan pelindung seperti masker.
Bersambung......
Sumber :
Koesmadi, dkk. 2000. Teknik Laboratorium. Bandung : Biologi FPMIPA UPI
No comments:
Post a Comment