October 29, 2012

Mengenal Perilaku dan Karakter Mahasiswa



PERILAKU DAN KARAKTER MAHASISWA
DI LABORATORIUM BIOLOGI FPMIPA UPI
(Pengalaman Pribadi Penulis berinteraksi dengan mahasiswa di Laboratorium)
By Sarna Suryana, Laboran Struktur Tumbuhan

A.       Pendahuluan
Tahun 1999, alhamdulilah penulis menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Bandung setelah menimba ilmu sejak tahun 1994. Setelah wisuda, seperti biasanya yang baru lulus, orientasinya adalah dapat pekerjaan dan ternyata tidak susah untuk mendapatkan pekerjaan (mengajar) karena ketika menjelang akhir masa kuliah, penulis sambil menyusun skripsi sudah belajar “honor”/ngajar di salah satu sekolah smp swasta di bandung sehingga ketika lulus hanya melanjutkan rutinitas sebagai pengajar. Sejalan dengan waktu bermodal link dan informasi penulis akhirnya mengajar di beberapa sekolah smp dan sma di Bandung.
Rutinitas sebagai pengajar dan pendidik penulis jalani dengan berbagai suka dan duka. Tahun 1999 dan 2000, penulis mencoba keberuntungan ikut tes cpns di Karawang (tempat kelahiran penulis) ternyata tidak lolos seleksi. Pada tahun 2001 di Universitas Pendidikan Indonesia ada formasi laboran, maka serta merta penulis tidak berpikir panjang (sesuai keinginan atau tidak) yang jelas ikut PNS mencoba bisa lolos atau tidak. Eh…ternyata masuk dan mulailah rutinitas sebagai laboran di laboratoriium Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI sejak tahun 2001 sampai dengan sekarang.
Rutinitas sebagai pengajar dan pendidik mulai Desember 2001 sampai dengan sekarang ditinggalkan  dan beralih menjadi staf pegawai (seorang laboran yang melayani dan memfasilitasi kegiatan yang berlangsung di laboratorium, baik untuk kegiatan praktikum, penelitian baik dosen atau mahasiswa, ataupun kunjungan pihak ketiga).

B.       Munculnya Perilaku “Oknum” Mahasiswa “Arogan” di Laboratorium
Seseorang dikatakan menjadi mahasiwa bila sudah melewati tahap pendidikan lanjutan tingkat atas (SMA/SMK/MA) yang meneruskan dan diterima di suatu perguruan tinggi. Cara belajar dan sistem pendidikannyapun berbeda dengan cara belajar di tingkat sekolah. Di perguruan tinggi dikenal diantaranya Sistem Kredit Semester (sks), ujian tengah semester, ujian akhir semester, bila tidak lulus suatu mata kuliah maka diulang kembali pada semester berikutnya bila mata kuliah tersebut ditawarkan.
Di Universitas Pendidikan Indonesia, mahasiswa diterima lewat beberapa cara/jalur yaitu : (1) Jalur PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan),  yaitu calon mahasiswa hanya berbekal nilai raport semenjak sekolah, atau sekarang tahun 2011 dikenal dengan Jalur Undangan, (2) Jalur Ujian Masuk/UM UPI, calon mahasiswa di seleksi secara lokal oleh kepanitian di UPI, (3) Jalur SNMPTN calon mahasiswa secara serentak dites secara nasional oleh gabungan panitia dari perguruan tinggi negeri di suatu tempat yang disebut panitia Lokal, misalnya Panitia Lokal Bandung oleh Perguruan Tinggi Negeri UPI, ITB dan Unpad.
Calon Mahasiswa yang dinyatakan diterima langsung melakukan registrasi sehingga status mereka resmi menjadi mahasiswa dengan program studi yang mereka pilih.
Mahasiswa yang diterima di Jurusan Pendidikan Biologi pada khususnya setiap mata kuliah pada umumnya ada unsur praktikumnya. Pembelajaran teori dilaksanakan di ruang kelas (walaupun ada yang terintegrasi, dengan praktikum) dan pembelajaran praktikum dilaksanakan di laboratorium. Unsur laboratorium ada Kepala Laboratorium, Staf Dosen di laboratorium dan Laboran/teknisi.
Ketika praktikum berlangsung, semua sumber daya yang ada di laboratorium dipergunakan untuk mendukung tujuan pembelajaran/praktikum mulai dari peralatan, bahan, dan laboran yang memfasilitasi semua proses yang terjadi di laboratorium. Semua proses yang berlangsung berhubungan dengan fasilitasi di laboratorium adalah tanggun jawab laboran, mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai kepada selesainya kegiatan praktikum.
Setiap selesai praktikum mahasiswa wajib membereskan dan menyimpan kembali peralatan yang dipinjam dan digunakan oleh mahasiswa selama praktikum ke tempat semula dengan tidak ada kerusakan, kalau ada kerusakan harus diganti, dan membersihkan kembali dengan cara piket (menyapu dan membersihkan laboratorium. Tapi apa yang terjadi ketika laboran menyuruh mereka membereskan dan menyapu laboratorium, mereka bilang kenapa harus nyapu? Kenapa harus piket ? Saya kan di rumah tidak pernah menyapu? (dengan gaya anak orang kaya) dan Kan ada laboran ? dengan gaya tidak menghargai orang, baik sebagai profesi ataupun melihat penulis sebagai seorang manusia yang lebih dahulu hidup di dunia ini. Itulah beberapa penggal kalimat yang sering terlontar dari mahasiswa yang sudah lolos seleksi masuk pergururan tinggi negeri yang notabene memiliki IQ (intelegensi yang baik/di atas rata-rata). Patutkah calon seorang pendidik dan peneliti mengatakan seperti itu  ??? patut ataupun tidak itulah yang dialami dan dilakoni dan dirasakan dengan penuh kepedihan oleh penulis sebagai laboran. Setiap tahun mahasiswa baru masuk ke laboratorium, setiap kali juga beda karakter, beda sifat, gaya, latar belakang ekonomi, latar belakang orang tua, dll, masuk ke laboratorium dengan gaya dan karakter mereka seperti itu.  

C.       Salah satu ikhtiar penulis dalam membentuk dan menanamkan sifat/rasa tanggung jawab, rasa empati, dan rasa sosial dengan tujuan terbentuknya pribadi yang  memiliki “ilmu” dan “amal” yang baik untuk dirinya masa kini dan masa yang akan datang.
Perguruan tinggi adalah sebuah institusi yang tidak sekedar untuk kuliah, mencatat pelajaran, pulang dan tidur. Tapi harus dipahami bahwa perguruan tinggi adalah tempat untuk penggemblengan mahasiswa dalam melakukan kontempelasi untuk penggambaran intelektual agar memiliki perkembangan dan mencerminkan intelektual yang baik (IQ) serta diikuti dengan kestabilan emosi (EQ) dengan bisa melihat lingkungan sekitar dan memiliki rasa empati ketika melihat kondisi kehidupan/realita yang mereka lihat dan rasakan.
Laboratoium adalah salah satu bagian pergururan tinggi yang  sangat penting keberadaannya untuk membantu mahasiswa dalam memperjelas teori yang mereka peroleh atau menemukan teori lewat pengamatan/penelitian-penelitian yang mereka lakukan. Di laboratorium sangatlah jelas aturan-aturan yang harus dilaksanakan dan ditaati, diantaranya ketika selesai bekerja di laboratorium mahasiswa wajib membersihkan kembali laboratorium dengan piket kelompok yang bergiliran, karena di lembaga kami khususnya di lab tidak ada sdm khusus cleaning service. Terlepas ada atau tidaknya cleaning service, pemberian tugas piket dan tanggung jawab seseorang yang bekerja di suatu tempat untuk membereskan kembali bekas tempat bekerja, penulis rasa dimanapun itu hal yang sangat wajar dan penuh dengan nilai edukasi sebagai bekal mereka di kehidupannya nanti.
Input mahasiswa baru yang masuk dan menggunakan laboratotrium dipengaruhi oleh karakter yang mereka bawa. Karakter dan sifat tersebut tidak terlepas dari mana mereka datang. Pada kesempatan ini penulis hanya akan membahas dari sudut  latar belakang ekonomi dan kebiasaan di keluarga.
Latar belakang ekonomi sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Misalnya orang yang memiliki ekonomi kuat/bagus katakanlah orang kaya, gaya hidup pasti berbeda dengan orang kurang mampu. Sebagai contoh di keluarga orang kaya dengan modal kekuatan uang mereka bisa melakukan semua hal dalam hidup mereka dengan uang. Seseorang/mahasiswa dengan orang tuanya kaya di keluarga mereka mungkin tidak merasakan bagaimana membersihkan rumah, mencuci pakaian, dll. Sehingga ketika mereka masuk ke dunia pendidikan/laboratorium mereka sangat berat untuk melakukan hal-hal tersebut seperti beres-beres peralatan, dan piket kelompok.
Tidak semua orang yang memiliki kekuatan ekonomi seperti penulis sebutkan di atas. Itu kembali ke pemimpin keluarga seperti apa. Pemimpin keluarga yang memiliki ilmu dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari insyaalloh akan melahirkan keluarga yang “sakinah mawaddah warrohmah”. Dengan nilai-nilai keluarga yang terpancar dari keluarga ini, isnyaalloh akan melahirkan anak-anak yang shaleh sehingga terbentuk karakter anak yang memiliki kepekaan sosial tinggi sehingga ketika mereka masuk dunia pendidikan/memasuki dunia nyata kehidupan/masuk ke laboratorium, penulis/laboran hanya menginformasikan peraturan di lab, oleh tipe anak ini langsung dilaksanakan dengan penuh keihlasan dan menghargai orang satu sama lain sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Hal-hal konkrit yang dilakukan penulis/laboran untuk memberikan pendidikan kepada mahasiswa yang tidak/belum memiliki tanggung jawab dan kepekaan dalam bekerja di lab diantaranya :
1. Bekerja sama dengan dosen untuk selalu mengingatkan kepada mahasiswa untuk menertibkan kembali alat, bahan, dan membereskan setelah praktikum
2.   Memantau jalannya pelaksanaan praktikum, demi ketertiban penggunaan alat. Dipantau dalam hal teknis pengoperasian alat, pengisian monitoring penggunaan alat, dan tata letak setelah selesai pengamatan.
3. Menegur dan memperingatkan ketika ada kelalaian dari mahasiswa bahwa kerja di laboratorium itu ada aturanya, tidak mengenal anak siapa, asal dari daerah mana, perilakau kerja seperti apa, dll, yang jelas yang masuk ke laboratorium hak dan kewajibannya adalah sama.
4.   Penulis diberi kesempatan karena kompetensi yang dimiliki diantaranya kemampuan ilmu dalam hal pengawetan hewan dan tumbuhan, diantaranya pengawetan kering dengan Model Bioplastik (contoh bioplastik terlampir). Skill keterampilan pembuatan bioplastik ini tidak semua orang bisa. Jadi dosen memberikan kepercayaan kepada penulis untuk mengelola mulai dari persiapan, pelaksanaan dan hasil bioplastik berupa pemberian nilai kepada mahasiswa oleh penulis. Nilai tersebut kemudian diberikan kepada tim dosen.
           Model bioplastik ini adalah model pengawetan hewan/tumbuhan. Pada kesempatan ini yang diawetkan adalah alga/ganggang (tumbuhan laut) yang diambil ketika kuliah lapangan.
           Pada kesempatan ini adalah wewenang penuh penulis/laboran mengelola kegiatan ini. Pada awal kegiatan pelatihan/pembuatan bioplastik ini digunakan penulis untuk memberikan “wejangan” atau ceramah/himbauan mengenai kehidupan secara umum serta kedisiplinan, tanggung jawab, empati, sosial, dan lain-lain secara khususnya. Penulis dengan leluasa dan panjang lebar berbicara hikmah-hikmah kehidupan karena terus terang di dunia pendidikan sekarang yang penulis amati tranfer ilmu saja yang berlangsung tapi transfer pendidikan/mendidik tidak ada (kurang). Walaupun mendidik tidak mesti dengn ceramah tapi banyak cara diantaranya dengan suri tauladan. Tapi di laboratorium perlu karakter dan pendekatan khusus mengenai permasalahan disiplin yang mempunyai keunikan tersendiri. Salah satu contoh hikmah yang penulis kemukakan adalah :


Kebersihan dan Tanggung Jawab Bekerja
di laboratorium

                      Hikmah pokok yang ingin disampaikan adalah hadist nabi “annazopathu minal iimann”  artinya “kebersihan sebagian daripada iman” (sebagai dasar seseorang berbuat dan mendapatkan pahala dari Allah SWT). Hampir semua muslim dewasa apalagi tingkat mahasiswa pasti mengetahuinya. Tapi tidak semudah membalikan telapak tangan untuk mengamalkan hadist ini dalam kehidupan sehari-hari. Kalau penulis ambil istilah Aa Gym adalah TSP (Tahan untuk membuang sampah, Simpan sampah pada tempatnya, Pungut sampah insyaalloh ibadah). Konsep (TSP) ini sangat sederhana, tapi kalau semua komponen bangsa bisa melaksanakan ini, pasti Indonesia akan merasakan kehidupan yang ‘nyaman’ melihat dan menikmati lingkungan. Tentunya ini sulit terlaksana kalau komponen terkecil bangsa yaitu keluarga tidak mau menerapkan konsep ini.
                      Penjelasan di atas adalah dasar supaya seseorang bisa melaksanakan mengenai kebersihan dan mendapatkan pahala sehingga perbuatan yang muncul diharapkan dilandasi keikhlasan sehingga menjadi amal yang baik. Kemudian nilai sosial dari menghargai kebersihan adalah penulis katakan kepada mahasiswa sebagai contoh misalnya ketika Anda/Mahasiswa melihat cleaning service/petugas kebersihan dia akan merasa empati, oh ternyata pekerjaan itu melelahkan. Dengan merasakannya langsung bersih-bersih di laboratiuum kalian diharapkan suatu kelak nanti akan bisa menghargai orang dan misal kalau kalian jadi pejabat akan menjadi pejabat yang tidak arogan. Anda akan menjadi pejabat yang disegani oleh bawahan, disegani oleh teman, dan dihormati juga oleh atasan anda.
                      Penulis mendapat kesempatan berbicara banyak mengenai hal tersebut diatas adalah biasanya kepada mahasiswa tingak awal (semester 2 atau semester 3) kebetulan mata kuliah tersebut yang memerlukan kompetensi penulis ada pada semester tersebut. Selain ceramah, diskusi mengenai kerja di laboratoium juga penulis menggunakan pendekatan dari hati ke hati mengenai tanggung jawab bekerja di laboratorium serta contoh/suri tauladan yang diberikan. Hasilnya alhamdulilah, terlepas penulis tidak tahu apakah mereka ikhlas atau tidak, setelah itu (mereka masuk ke laboratirum dengan mata kuliah berbeda) sudah dengan pola dan perilku yang berbeda. Terlihat ada perubahan sikap/perilkau dan mental ketika bekerja di laboratorium.
                      Mudah-mudahan sedikit hikmah yang diberikan kepada mahasiswa yang notabene calon pendidik akan sedikit mewarnai mereka  kelak menjadi suri tauladan yang dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki kepribadian mandiri, tanggung jawab, amanah, sikap empati, dan sosial yang tinggi sehingga tujuan pendidikan nasional tercapai dengan baik. Tugas mulia ini adalah tanggung jawab kita bersama sehingga pada kesempatan ini ijinkan penulis mengetuk hati Bapak/Ibu Dosen, Teman Laboran, Tata Usaha yang langsung berhubungan dengan mahasiswa untuk tidak bosan-bosannya memberikan arahan dan bimbingan kepada calon-calon tunas bangsa yang akan mengisi kehidupan di kemudian hari.

D.       Penutup
            Di akhir penulisan ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya, sudah memberanikan diri untuk sekedar curhat kehidupan yang sudah dirasakan penulis. Tulisan ini jauh dari kata sempurna baik dari isi, teknik penulisan ataupun kaidah-kaidah umum dalam penulisan suatu artikel. Untuk itu penulis dengan rendah hati,  saran/masukan demi penegakan nilai-nilai kehidupan yang ingin kita tanamkan kepada mahasiswa menjadi lebih bermakna dan berarti. Mohon maaf bila sudah meluangkan waktu di sela-sela kesibukan Bapak/Ibu ternyata tulisan ini hanya “spam” (sampah istilah email) mohon maaf yang sebesar-besarnya, semoga Allah yang maha Bijaksana dan Maha Agung memberi beribu kebaikan kepada Bapak/Ibu pembaca semuanya. Sekian dan terima kasih…..Saran : sarnasuryana@gmail.com
Contoh Bioplatik hasil karya mahasiswa yang dibimbing langsung oleh penulis

Penulis sedang memberikan penjelasan kerja pembuatan bioplastik

Sedang proses pembuatan bioplastik
Membersihkan kembali laboratorium setelah mereka (mahasiswa) gunakan


No comments:

Search by Google