PERILAKU DAN KARAKTER MAHASISWA
DI LABORATORIUM BIOLOGI FPMIPA UPI
(Pengalaman Pribadi Penulis
berinteraksi dengan mahasiswa di Laboratorium)
By Sarna Suryana, Laboran Struktur
Tumbuhan
A. Pendahuluan
Tahun 1999,
alhamdulilah penulis menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA
IKIP Bandung setelah menimba ilmu sejak tahun 1994. Setelah wisuda, seperti
biasanya yang baru lulus, orientasinya adalah dapat pekerjaan dan ternyata
tidak susah untuk mendapatkan pekerjaan (mengajar) karena ketika menjelang
akhir masa kuliah, penulis sambil menyusun skripsi sudah belajar “honor”/ngajar
di salah satu sekolah smp swasta di bandung sehingga ketika lulus hanya
melanjutkan rutinitas sebagai pengajar. Sejalan dengan waktu bermodal link dan
informasi penulis akhirnya mengajar di beberapa sekolah smp dan sma di Bandung.
Rutinitas sebagai
pengajar dan pendidik penulis jalani dengan berbagai suka dan duka. Tahun 1999
dan 2000, penulis mencoba keberuntungan ikut tes cpns di Karawang (tempat
kelahiran penulis) ternyata tidak lolos seleksi. Pada tahun 2001 di Universitas
Pendidikan Indonesia ada formasi laboran, maka serta merta penulis tidak
berpikir panjang (sesuai keinginan atau tidak) yang jelas ikut PNS mencoba bisa
lolos atau tidak. Eh…ternyata masuk dan mulailah rutinitas sebagai laboran di
laboratoriium Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI sejak tahun 2001 sampai
dengan sekarang.
Rutinitas sebagai
pengajar dan pendidik mulai Desember 2001 sampai dengan sekarang ditinggalkan dan beralih menjadi staf pegawai (seorang
laboran yang melayani dan memfasilitasi kegiatan yang berlangsung di
laboratorium, baik untuk kegiatan praktikum, penelitian baik dosen atau
mahasiswa, ataupun kunjungan pihak ketiga).
B.
Munculnya Perilaku “Oknum” Mahasiswa
“Arogan” di Laboratorium
Seseorang
dikatakan menjadi mahasiwa bila sudah melewati tahap pendidikan lanjutan
tingkat atas (SMA/SMK/MA) yang meneruskan dan diterima di suatu perguruan
tinggi. Cara belajar dan sistem pendidikannyapun berbeda dengan cara belajar di
tingkat sekolah. Di perguruan tinggi dikenal diantaranya Sistem Kredit Semester
(sks), ujian tengah semester, ujian akhir semester, bila tidak lulus suatu mata
kuliah maka diulang kembali pada semester berikutnya bila mata kuliah tersebut
ditawarkan.
Di Universitas
Pendidikan Indonesia, mahasiswa diterima lewat beberapa cara/jalur yaitu : (1)
Jalur PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan),
yaitu calon mahasiswa hanya berbekal nilai raport semenjak sekolah, atau
sekarang tahun 2011 dikenal dengan Jalur Undangan, (2) Jalur Ujian Masuk/UM
UPI, calon mahasiswa di seleksi secara lokal oleh kepanitian di UPI, (3) Jalur
SNMPTN calon mahasiswa secara serentak dites secara nasional oleh gabungan
panitia dari perguruan tinggi negeri di suatu tempat yang disebut panitia
Lokal, misalnya Panitia Lokal Bandung oleh Perguruan Tinggi Negeri UPI, ITB dan
Unpad.
Calon Mahasiswa
yang dinyatakan diterima langsung melakukan registrasi sehingga status mereka
resmi menjadi mahasiswa dengan program studi yang mereka pilih.
Mahasiswa yang
diterima di Jurusan Pendidikan Biologi pada khususnya setiap mata kuliah pada
umumnya ada unsur praktikumnya. Pembelajaran teori dilaksanakan di ruang kelas
(walaupun ada yang terintegrasi, dengan praktikum) dan pembelajaran praktikum
dilaksanakan di laboratorium. Unsur laboratorium ada Kepala Laboratorium, Staf
Dosen di laboratorium dan Laboran/teknisi.
Ketika praktikum
berlangsung, semua sumber daya yang ada di laboratorium dipergunakan untuk
mendukung tujuan pembelajaran/praktikum mulai dari peralatan, bahan, dan laboran
yang memfasilitasi semua proses yang terjadi di laboratorium. Semua proses yang
berlangsung berhubungan dengan fasilitasi di laboratorium adalah tanggun jawab
laboran, mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai kepada selesainya kegiatan
praktikum.
Setiap selesai
praktikum mahasiswa wajib membereskan dan menyimpan kembali peralatan yang
dipinjam dan digunakan oleh mahasiswa selama praktikum ke tempat semula dengan
tidak ada kerusakan, kalau ada kerusakan harus diganti, dan membersihkan
kembali dengan cara piket (menyapu dan membersihkan laboratorium. Tapi apa yang
terjadi ketika laboran menyuruh mereka membereskan dan menyapu laboratorium,
mereka bilang kenapa harus nyapu? Kenapa harus piket ?
Saya kan di rumah tidak pernah menyapu? (dengan gaya anak orang kaya) dan Kan
ada laboran ? dengan gaya tidak menghargai orang, baik sebagai profesi ataupun
melihat penulis sebagai seorang manusia yang lebih dahulu hidup di dunia ini. Itulah
beberapa penggal kalimat yang sering terlontar dari mahasiswa yang sudah lolos
seleksi masuk pergururan tinggi negeri yang notabene memiliki IQ (intelegensi
yang baik/di atas rata-rata). Patutkah calon seorang pendidik dan peneliti
mengatakan seperti itu ??? patut ataupun
tidak itulah yang dialami dan dilakoni dan dirasakan dengan penuh kepedihan oleh penulis sebagai
laboran. Setiap tahun mahasiswa baru masuk ke laboratorium, setiap kali juga
beda karakter, beda sifat, gaya, latar belakang ekonomi, latar belakang orang
tua, dll, masuk ke laboratorium dengan gaya dan karakter mereka seperti itu.
C. Salah
satu ikhtiar penulis dalam membentuk dan menanamkan sifat/rasa tanggung jawab,
rasa empati, dan rasa sosial dengan tujuan terbentuknya pribadi yang memiliki “ilmu”
dan “amal” yang baik untuk dirinya masa kini
dan masa yang akan datang.
Perguruan tinggi
adalah sebuah institusi yang tidak sekedar untuk kuliah, mencatat pelajaran,
pulang dan tidur. Tapi harus dipahami bahwa perguruan tinggi adalah tempat
untuk penggemblengan mahasiswa dalam melakukan kontempelasi untuk penggambaran
intelektual agar memiliki perkembangan dan mencerminkan intelektual yang baik
(IQ) serta diikuti dengan kestabilan emosi (EQ) dengan bisa melihat lingkungan
sekitar dan memiliki rasa empati ketika melihat kondisi kehidupan/realita yang
mereka lihat dan rasakan.
Laboratoium adalah
salah satu bagian pergururan tinggi yang
sangat penting keberadaannya untuk membantu mahasiswa dalam memperjelas
teori yang mereka peroleh atau menemukan teori lewat
pengamatan/penelitian-penelitian yang mereka lakukan. Di laboratorium sangatlah
jelas aturan-aturan yang harus dilaksanakan dan ditaati, diantaranya ketika
selesai bekerja di laboratorium mahasiswa wajib membersihkan kembali
laboratorium dengan piket kelompok yang bergiliran, karena di lembaga kami
khususnya di lab tidak ada sdm khusus cleaning service. Terlepas ada atau
tidaknya cleaning service, pemberian tugas piket dan tanggung jawab seseorang
yang bekerja di suatu tempat untuk membereskan kembali bekas tempat bekerja,
penulis rasa dimanapun itu hal yang sangat wajar dan penuh dengan nilai edukasi
sebagai bekal mereka di kehidupannya nanti.
Input mahasiswa baru yang masuk dan menggunakan
laboratotrium dipengaruhi oleh karakter yang mereka bawa. Karakter dan sifat
tersebut tidak terlepas dari mana mereka datang. Pada kesempatan ini penulis
hanya akan membahas dari sudut latar belakang ekonomi dan kebiasaan di keluarga.
Latar belakang ekonomi sangat berpengaruh terhadap perilaku
seseorang. Misalnya orang yang memiliki ekonomi kuat/bagus katakanlah orang
kaya, gaya hidup pasti berbeda dengan orang kurang mampu. Sebagai contoh di
keluarga orang kaya dengan modal kekuatan uang mereka bisa melakukan semua hal
dalam hidup mereka dengan uang. Seseorang/mahasiswa dengan orang tuanya kaya di
keluarga mereka mungkin tidak merasakan bagaimana membersihkan rumah, mencuci
pakaian, dll. Sehingga ketika mereka masuk ke dunia pendidikan/laboratorium
mereka sangat berat untuk melakukan hal-hal tersebut seperti beres-beres
peralatan, dan piket kelompok.
Tidak semua orang yang memiliki kekuatan ekonomi seperti
penulis sebutkan di atas. Itu kembali ke pemimpin keluarga seperti apa.
Pemimpin keluarga yang memiliki ilmu dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
insyaalloh akan melahirkan keluarga yang “sakinah
mawaddah warrohmah”. Dengan nilai-nilai keluarga yang terpancar dari
keluarga ini, isnyaalloh akan melahirkan anak-anak yang shaleh sehingga
terbentuk karakter anak yang memiliki kepekaan sosial tinggi sehingga ketika
mereka masuk dunia pendidikan/memasuki dunia nyata kehidupan/masuk ke
laboratorium, penulis/laboran hanya menginformasikan peraturan di lab, oleh tipe anak ini langsung dilaksanakan dengan
penuh keihlasan dan menghargai orang satu sama lain sesuai tugas pokok dan
fungsinya.
Hal-hal
konkrit yang dilakukan penulis/laboran untuk memberikan pendidikan kepada
mahasiswa yang tidak/belum memiliki tanggung jawab dan kepekaan dalam bekerja
di lab diantaranya :
1. Bekerja
sama dengan dosen untuk selalu mengingatkan kepada mahasiswa untuk menertibkan
kembali alat, bahan, dan membereskan setelah praktikum
2. Memantau
jalannya pelaksanaan praktikum, demi ketertiban penggunaan alat. Dipantau dalam
hal teknis pengoperasian alat, pengisian monitoring penggunaan alat, dan tata
letak setelah selesai pengamatan.
3. Menegur
dan memperingatkan ketika ada kelalaian dari mahasiswa bahwa kerja di
laboratorium itu ada aturanya, tidak mengenal anak siapa, asal dari daerah
mana, perilakau kerja seperti apa, dll, yang jelas yang masuk ke laboratorium
hak dan kewajibannya adalah sama.
4. Penulis
diberi kesempatan karena kompetensi yang dimiliki diantaranya kemampuan ilmu
dalam hal pengawetan hewan dan tumbuhan, diantaranya pengawetan kering dengan Model Bioplastik (contoh bioplastik terlampir). Skill keterampilan
pembuatan bioplastik ini tidak semua orang bisa. Jadi dosen memberikan
kepercayaan kepada penulis untuk mengelola mulai dari persiapan, pelaksanaan
dan hasil bioplastik berupa pemberian nilai kepada mahasiswa oleh penulis.
Nilai tersebut kemudian diberikan kepada tim dosen.
Model
bioplastik ini adalah model pengawetan hewan/tumbuhan. Pada kesempatan ini yang
diawetkan adalah alga/ganggang (tumbuhan laut) yang diambil ketika kuliah
lapangan.
Pada
kesempatan ini adalah wewenang penuh penulis/laboran mengelola kegiatan ini.
Pada awal kegiatan pelatihan/pembuatan bioplastik ini digunakan penulis untuk
memberikan “wejangan” atau
ceramah/himbauan mengenai kehidupan secara umum serta kedisiplinan,
tanggung jawab, empati, sosial, dan lain-lain secara khususnya. Penulis dengan
leluasa dan panjang lebar berbicara hikmah-hikmah kehidupan karena terus terang
di dunia pendidikan sekarang yang penulis amati tranfer ilmu saja yang berlangsung tapi transfer pendidikan/mendidik
tidak ada (kurang). Walaupun mendidik tidak mesti dengn ceramah tapi banyak
cara diantaranya dengan suri tauladan.
Tapi di laboratorium perlu karakter dan pendekatan khusus mengenai permasalahan
disiplin yang mempunyai keunikan tersendiri. Salah satu contoh hikmah yang
penulis kemukakan adalah :
Kebersihan dan Tanggung Jawab Bekerja
di laboratorium
Hikmah
pokok yang ingin disampaikan adalah hadist nabi “annazopathu minal iimann”
artinya “kebersihan sebagian daripada iman” (sebagai dasar seseorang
berbuat dan mendapatkan pahala dari Allah SWT). Hampir semua muslim dewasa apalagi tingkat mahasiswa pasti
mengetahuinya. Tapi tidak semudah membalikan telapak tangan untuk mengamalkan
hadist ini dalam kehidupan sehari-hari. Kalau penulis ambil istilah Aa Gym
adalah TSP (Tahan untuk membuang sampah, Simpan
sampah pada tempatnya, Pungut sampah insyaalloh ibadah). Konsep (TSP)
ini sangat sederhana, tapi kalau semua komponen bangsa bisa melaksanakan ini,
pasti Indonesia akan merasakan kehidupan yang ‘nyaman’ melihat dan menikmati
lingkungan. Tentunya ini sulit terlaksana kalau komponen terkecil bangsa yaitu
keluarga tidak mau menerapkan konsep ini.
Penjelasan di atas adalah dasar
supaya seseorang bisa melaksanakan mengenai kebersihan dan mendapatkan pahala
sehingga perbuatan yang muncul diharapkan dilandasi keikhlasan sehingga menjadi
amal yang baik. Kemudian nilai sosial dari menghargai kebersihan adalah penulis
katakan kepada mahasiswa sebagai contoh misalnya ketika Anda/Mahasiswa melihat
cleaning service/petugas kebersihan dia akan merasa empati, oh ternyata
pekerjaan itu melelahkan. Dengan merasakannya langsung bersih-bersih di laboratiuum
kalian diharapkan suatu kelak nanti akan bisa menghargai orang dan misal kalau
kalian jadi pejabat akan menjadi pejabat
yang tidak arogan. Anda akan menjadi pejabat
yang disegani oleh bawahan, disegani oleh teman, dan dihormati juga oleh atasan
anda.
Penulis
mendapat kesempatan berbicara banyak mengenai hal tersebut diatas adalah
biasanya kepada mahasiswa tingak awal (semester 2 atau semester 3) kebetulan
mata kuliah tersebut yang memerlukan kompetensi penulis ada pada semester
tersebut. Selain ceramah, diskusi mengenai kerja di laboratoium juga penulis
menggunakan pendekatan dari hati ke hati mengenai tanggung jawab bekerja di
laboratorium serta contoh/suri tauladan yang diberikan. Hasilnya alhamdulilah,
terlepas penulis tidak tahu apakah mereka ikhlas atau tidak, setelah itu
(mereka masuk ke laboratirum dengan mata kuliah berbeda) sudah dengan pola dan
perilku yang berbeda. Terlihat ada perubahan sikap/perilkau dan mental ketika
bekerja di laboratorium.
Mudah-mudahan
sedikit hikmah yang diberikan kepada mahasiswa yang notabene calon pendidik akan
sedikit mewarnai mereka kelak menjadi
suri tauladan yang dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki kepribadian
mandiri, tanggung jawab, amanah, sikap empati, dan sosial yang tinggi sehingga
tujuan pendidikan nasional tercapai dengan baik. Tugas mulia ini adalah
tanggung jawab kita bersama sehingga pada kesempatan ini ijinkan penulis
mengetuk hati Bapak/Ibu Dosen, Teman Laboran, Tata Usaha yang langsung berhubungan
dengan mahasiswa untuk tidak bosan-bosannya memberikan arahan dan bimbingan
kepada calon-calon tunas bangsa yang akan mengisi kehidupan di kemudian hari.
D. Penutup
Di
akhir penulisan ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya, sudah
memberanikan diri untuk sekedar curhat
kehidupan yang sudah dirasakan penulis. Tulisan ini jauh dari kata sempurna
baik dari isi, teknik penulisan ataupun kaidah-kaidah umum dalam penulisan
suatu artikel. Untuk itu penulis dengan rendah hati, saran/masukan demi penegakan nilai-nilai
kehidupan yang ingin kita tanamkan kepada mahasiswa menjadi lebih bermakna dan
berarti. Mohon maaf bila sudah meluangkan waktu di sela-sela kesibukan
Bapak/Ibu ternyata tulisan ini hanya “spam”
(sampah istilah email) mohon maaf yang sebesar-besarnya, semoga Allah yang maha
Bijaksana dan Maha Agung memberi beribu kebaikan kepada Bapak/Ibu pembaca
semuanya. Sekian dan terima kasih…..Saran
: sarnasuryana@gmail.com
Contoh Bioplatik hasil karya mahasiswa yang dibimbing langsung oleh penulis
Penulis sedang memberikan penjelasan kerja pembuatan bioplastik
Sedang proses pembuatan bioplastik
Membersihkan kembali laboratorium setelah mereka (mahasiswa) gunakan
No comments:
Post a Comment